Bupati Maros, H.A.S. Chaidir Syam S.IP., M.H meresmikan Rumah Literasi Bungung-Bungung di Desa Toddopulia, Kecamatan Tanralili. Senin, (07/11/2022).
Selain itu, Bupati Maros sekaligus menjadi pembicara dalam kegiatan Dialog Tematik Forum Keserasian Sosial Rumah Literasi Bungung-Bungung Desa Toddopulia Kec. Tanralili Kab. Maros, dengan tema ‘Bumikan Budaya Literasi Wujudkan Maros Kota Literasi Berinklusi.”
Selain Bupati, dialog Tematik itu juga diisi berbagai narasumber dengan Tematik Dinas Sosial Provinsi, Tematik Dinas Sosial Maros, Tematik Babinsa Toddopulia, Tematik Bhabinkantibmas, Pelopor Perdamaian Maros dan Karang Taruna Maros.
Adapun tempat dilaksanakannya dialog, yakni Rumah Literasi ini dibangun Forum Keserasian Sosial (FKS) Literasi Bungung Bungung yang bersumber dari Bantuan Kemensos RI dan dikemas dalam bentuk Program Keserasian Sosial.
Chaidir mengatakan, hal yang menarik dari kegiatan peresmian rumah literasi Bungung-Bungung bersama forum keserasian sosial, Pasalnya di rumah literasi tersebut, bukan hanya menyediakan bahan dan ruang baca bagi warga sekitar, tetapi rumah literasi ini juga dapat dimanfaatkan warga sebagai wadah untuk berkumpul.
Ia berharap, dengan hadirnya rumah literasi ini maka mampu menciptakan ruang literasi yang ramah sekaligus mendorong budaya baca masyarakat yang saat ini sementara digencarkan di Maros.
Sementara Kadis Sosial Maros, Nuryadi menjelaskan rumah literasi Bungung-Bungung ini digagas oleh tokoh Pemuda M. Agus Bj dan Tokoh Perempuan Maros, Sri Marlina. yang tergabung dalam FKS Literasi Bungung bungung.
Ia pun mengaku sangat mengapresiasi hadirnya Rumah Literasi tersebut karena selain meningkatkan minat baca masyarakat di pedesaan, namun keserasian sosial ini memang harus dipupuk karena sangat berdampak pada perkembangan desa sehingga cepat terbangun.
Diketahui, Kementerian Sosial terus membentuk Forum Keserasian Sosial (FKS) dan Kearifan Lokal (KL) untuk mencegah konflik sosial dan deradikalisme di masyarakat. Forum Keserasian Sosial merupakan solusi untuk mendeteksi dini bibit radikalisme dan konflik sosial karena masyarakat dapat mengenal satu sama lain secara lebih intimate dan personal di desa. (marosfm news department)